.....WeLcOmE,to BaNgkiT's bLoG..... [please EnJoY]

Minggu, 19 April 2009

Krisis Finansial Global dan Dampaknya terhadap Perekonomian Indonesia

Perekonomian dunia saat ini sedang dihadapkan pada keadaan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Tingginya ketidakpastian masih menghantui benak para pelaku ekonomi di seluruh dunia. Dalam nuansa seperti inilah, maka Outlook Ekonomi Indonesia (OEI) edisi Januari 2009 ini disusun. Di tengah kondisi yang terus berubah dengan cepat ini, munculnya OEI yang terbit secara berkala ini sangat relevan karena menyajikan gambaran mengenai updated perkiraan ekonomi Indonesia dalam kurun waktu 2009-2014. Lebih penting lagi, proyeksi medium-term yang disajikan secara berkala ini diharapkan dapat membantu pengambil kebijakan dalam melihat arah pergerakan ekonomi Indonesia dalam horison yang lebih panjang dan luas, sehingga tidak terjebak dalam pandangan dan analisis yang sifatnya terlalu parsial dan berspektrum jangka pendek.

Di tengah kondisi perekonomian domestik yang masih dilingkupi oleh ketidakpastian atas besarnya dampak krisis keuangan global, hasil proyeksi dari OEI memberikan nuansa yang optimis, karena perekonomian Indonesia dalam jangka menengah panjang diharapkan mampu tumbuh sebesar 6,0- 7,0% yang dibarengi dengan tekanan inflasi yang cenderung berkurang hingga mencapai 4,0-5,0% pada tahun 2014. Pencapaian yang optimis tersebut tentunya didukung dengan asumsi yang kuat baik kondisi perekonomian domestik maupun kondisi eksternal, termasuk di dalamnya harapan yang besar terhadap keberhasilan implementasi kebijakan pemerintah dalam jangka pendek khususnya dalam penanganan dampak krisis. Keberhasilan ini tentunya akan menjadi pijakan yang kuat sebagai penopang dan penentu implementasi kebijakan pemerintah lainnya yang berspektrum lebih jangka panjang guna mendorong pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih baik. Konsistensi antara kebijakan fiskal dan moneter juga harus terus dijaga agar menumbuhkan ekspektasi pelaku ekonomi yang positif yang pada akhirnya dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Hal lain yang tak kalah penting dari OEI edisi ini adalah disajikannya analisis mengenai krisis keuangan global dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia. Di tengah besarnya dampak yang ditimbulkan krisis terhadap perekonomian dunia, timbul pertanyaan penting, apa sebenarnya yang menjadi latar belakang terjadinya krisis. OEI edisi ini mencoba memberikan gambaran mengenai beberapa hal yang merupakan penyebab terjadinya krisis tersebut dan mencoba menakar potensi kedalaman imbas krisis tersebut terhadap perekonomian Indonesia. Disimpulkan bahwa pada akhirnya seberapa besar ketahanan perekonomian domestik terhadap krisis global ini tidak dapat dilepaskan dari karakteristik perekonomian itu sendiri seperti tergambar dari perkembangan berbagai indikator makroekonomi dalam kurun waktu lima sampai sepuluh tahun terakhir.

Selain itu, poin penting yang disampaikan dalam IEO edisi ini adalah ditemukannya indikasi karakteristik perekonomian nasional yang mengarah pada domestic-demand led growth. Hal ini diyakini merupakan salah satu penyebab lebih kuatnya daya tahan perekonomian terhadap kejutan eksternal belakangan ini. Temuan ini memberi implikasi kebijakan yang sangat serius karena berdasarkan karakteristik perekonomian yang semacam ini, arah kebijakan ekonomi dengan demikian harus diarahkan untuk tetap menjaga ukuran pasar (market size) dan daya beli masyarakat. Banyak dari kita mungkin akan terkejut, karena strategi export led growth selama ini telah terbukti sebagai resep ampuh di kawasan Asia dan kita sedang berupaya keras untuk menggunakan resep yang sama. Apakah dengan demikian kita harus kembali kepada strategi import substitution yang telah lama kita tinggalkan? Apakah globalisasi tidak akan lagi menjadi jurus andalan untuk mendorong kemajuan negeri? Akan ada banyak pertanyaan atas pilihan strategi kebijakan dasar ini, dan barangkali jawaban untuk berbagai pertanyaan tadi adalah bahwa pilihan atas strategi ini tidak berarti kita harus menomorduakan pilihan strategi kebijakan yang lain. Lebih jauh lagi, sebagai suatu strategi kebijakan dalam jangka panjang, kekuatan permintaan domestik semata tidak akan mampu mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Hanya kekuatan permintaan domestik yang mampu diimbangi oleh sisi produksi (penawaran) yang dapat membawa perekonomian mencapai pertumbuhan tinggi tanpa harus mengorbankan stabilitas harga.



0 komentar:

Posting Komentar